Itik atau dikenal juga dengan sebutan bebek awal mulanya berasal dari daratan Amerika yang merupakan itik liar (
Anas Moscha).
Dalam waktu yang terbilang lama, bebek liar tersebut berhasil
dijinakkan oleh manusia sampai akhirnya lahirlah jenis itik ternakan (
Anas Domesticus) seperti yang dapat kita lihat sekarang ini.
Permintaan akan hasil komoditi bebek, baik berupa telur maupun berupa
daging sebagai sumber protein hewani untuk kebutuhan pangan manusia,
sekarang ini terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dalam
rangka mendukung keberhasilan ternak bebek atau itik maka
PT Natural Nusantara mengeluarkan serangkaian teknologi siap pakai yang dikemas dalam bentuk nutrisi ternak serta panduan
Teknik Budidaya Bebek / Itik. Produk suplemen nutrisi ini berbasis organik dan sangat penting dalam mendukung keberhasilan peternakan bebek di Indonesia.
Teknik Budidaya Bebek / Itik Natural Nusantara
I. Jenis-Jenis Bebek
Penggolongan Jenis Bebek menurut tipenya dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
- Bebek petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
- Bebek pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
- Bebek ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.
Jenis bibit unggul yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah
jenis bebek, seperti bebek tegal, bebek khaki campbell, bebek alabio,
bebek mojosari, bebek bali, bebek CV 2000-INA dan jenis-jenis bebek
petelur unggul lainnya yang merupakan produk hasil pengembangan dari BPT
(Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.
II. Lokasi Peternakan Bebek
Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: lokasi jauh
dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang
mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang
mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas
ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa
periode produksi.
III. Perkandangan Bebek
- Penyiapan Sarana dan Peralatan
- Persyaratan temperatur kandang ± 39 ° C.
- Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
- Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang.
Model atau tipe kandang ada 3 (tiga) jenis, yaitu:
- Kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m 2 mampu menampung 50 ekor DOD
- Kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
- Kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa
kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa
kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor
itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran
kandang 3 x 2 meter).
Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup
sederhana asal tahan lama (kuat). Selanjutnya dilengkapi dengan beberapa
perlengkapan kandang, seperti : tempat makan, tempat minum dan
perelengkapan tambahan lainnya.
IV. Pembibitan Itik
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul
yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang
diharapkan.
Pemilihan bibit dan calon induk
Ada 3 (tiga) cara memperoleh bibit itik yang baik, yaitu sebagai berikut :
1) Membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
2) Memelihara induk itik yaitu pejantan + betina unggul untuk
mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau
mesin tetas
3) Membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya
maupun yang telah mendapat rekomendasi dari Dinas Peternakan setempat.
Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.
Perawatan bibit dan calon induk
a. Perawatan Bibit
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani
secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai
berikut :
Bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar
secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m² mampu
menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan
ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater. Tambahkan VITERNA pada air
minumnya untuk memberikan energi pada bibit itik dan mencegah stres
yang bisa berakibat pada tingginya kematian bibit itik.
b. Perawatan calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur
konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama
saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada
pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
c. Reproduksi dan Perkawinan
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur
tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan
sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan
itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara
alami).
V. Pemeliharaan
5.1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan
tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini
untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
5.2. Pengontrol Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat
dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
5.3. Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater
(umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur
18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik
(secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase.
Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
- Umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
- Umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
- Umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
- Umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu : 7 hari pertama secara
pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai
produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad
libitum (terus menerus).
Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya
baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti
jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil dan penggunaan
VITERNA sebagai feed suplemen.