Selasa, 28 Maret 2017

Jenis Penyakit Pada Ayam Potong Atau Broiler


Penyakit pada ayam pedaging ini sangat meresahkan bagi peternak. Dan perlu juga di waspadai untuk mencegah hal yang tidak di inginkan (kerugian).
Banyak berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya dan mendeteksinya. Untuk itu kita perlu mengetahui jenis-jenis penyakit pada ikan potong ini.
1. Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum.
Gejala yang timbul:
- ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas
- Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah
- sayap terkulai, mengantuk
- diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan
Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat.
Cara menanggulanginya:
Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
2. Berak Kapur (Pullorum)
Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum.
Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.
Langkah-langkah perbaikan sanitasi sebagai berikut :
- pencucian kandang dengan air hingga bersih
- pengapuran di dinding dan lantai kandang
- Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, ini bertujuan untuk membunuh bibit penyakit.
- dibiarkan minimal selama 10 hari agar kuman dan bakteri agar mati dan tidak berkembang
Kegiatan ini berguna agar kuman dan penyakit hama ayam pedaging mati.
3. Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala yang timbul:
- hilangnya nafsu makan
- ayam suka bergerak tidak teratur
- peradangan disekitar dubur
- diare dan tubuh bergetar-getar
- Sering menyerang pada umur 36 minggu
Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar.
Cara menanggulanginya:
Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.
4. Tetelo (Newcastle Disease/ND)
Disebabkan oleh virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah.
Gejalanya yang timbul:
- ayam sering megap-megap
- nafsu makan turun, diare
- senang berkumpul pada tempat yang hangat.
- Setelah 1 – 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati.
Cara menanggulanginya:
Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.

Tekhnik budiday Ayam Petelur dengan produk NASA


Teknik Budidaya Ayam Petelur

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. 
Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.
Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:
Tipe Ayam Petelur Ringan.
  • Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama.
 Tipe Ayam Petelur Medium.
  • Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada diantara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna.Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga
Penyiapan Sarana & Peralatan

Kandang
  • Iklim kandang yg cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 °C.
  • kelembaban berkisar antara 60–70%.
  • penerangan  atau pemanasan kandang sesuai dgn aturan yg ada.
  • tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan  tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yg baik.
  • jangan membuat kandang dgn permukaan lahan yg berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan  membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dgn sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.
  • Untuk kontruksi kandang tidak harus dgn bahan yg mahal, yg penting kuat, bersih & tahan lama.
  • perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan & sistem alat penerangan.
A. Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya :
1. Sistem kandang koloni
  • Sistem satu kandang untuk banyak ayam yg terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;
2. Sistem kandang individual
  •  Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.
B. Jenis kandang berdasarkan lantainya :
1. Kandang dgn lantai liter
  • Kandang ini dibuat dgn lantai yg dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi & kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;
2. Kandang dgn lantai kolong berlubang
  • Lantai untuk sistem ini terdiri dari bambu dgn lubang-lubang diantaranya, yg nantinya untuk membuang tinja ayam & langsung ke tempat penampungan;
3. Kandang dgn lantai campuran liter dgn kolong berlubang
  • Perbandingan pembuatan kandang ini 40% luas lantai kandang untuk alas liter & 60% luas lantai dgn kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan & 30% di kiri).
Peralatan
A. Litter (alas lantai)
  • Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yg bocor dan  air hujan tidak  ada yg masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dgn sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasil serutan kayu dgn panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
B. Tempat bertelur
  • Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan  kulit telur tidak  kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yg cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan di dinding kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setlah bertelur dan dibuat lubah yg lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
C. Tempat bertengger
  • Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
D. Tempat makan, minum dan tempat grit
  • Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat & tdk bocor juga tdk berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
Penyiapan Bibit
Ayam petelur yg akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
  • Ayam petelur harus sehat & tdk cacat fisiknya.
  • Pertumbuhan & perkembangan normal.
  • Ayam petelur berasal dari bibit yg diketahui keunggulannya.
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)
  • Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yg sehat.
  • Bulu tampak halus & penuh serta baik pertumbuhannya .
  • Tidak terdpt kecacatan pada tubuhnya.
  • Anak ayam mempunyak nafsu makan yg baik.
  • Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
  • Tidak ada letakan tinja diduburnya.
Pemeliharaan
Sanitasi & Tindakan Preventif
  • Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yg paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yg ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan produk nasa yang berupa poc nasa + viterna + hormonik dengan cara di campurkan di minuman dari ayam setelah masuk kandang serta memberikan vaksin pada ternak ayam.
Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan  fase finisher (umur 4-6 minggu).
A. Fase starter ( 0 – 4 minggu )
Pakan fase starter tediri atas: protein 22 – 24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%. Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.
  • Minggu pertama (umur 1 – 7 hari): 17 gram/hari/ekor.
  • Minggu kedua (8 – 14 hari): 43 gram/hari/ekor.
  • Minggu ketiga (umur 15 – 21 hari): 66 gram/hari/ekor.
  • Minggu keempat (umur 22 – 29 hari): 91 gram/hari/ekor.
Dan pada Fase starter kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu
  • minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor.
  • minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor.
  • minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor.
  • minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jangan lupa menambahkan produk nasa yang berupa poc nasa + viterna + hormonik ke dalam air minumnya dengan dosis 12.5 cc/ 10 liter air minum.

B. Fase finisher (umur 30-57 hari),
Pakan fase finisher terdiri atas : protein 18,1 – 21,2%, lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%. Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.
  • Minggu kelima (umur 30 – 36 hari): 111 gram/ hari/ ekor.
  • Minggu keenam (37 – 43 hari): 129 gram/ hari/ ekor.
  • Minggu ketujuh (umur 44 – 50 hari): 146 gram/ hari/ ekor.
  • Minggu kedelapan (umur 51 – 57 hari): 161 gram/ hari/ ekor.
Dan pada Fase finisher  kebutuhan air minum terbagi dalam masing-masing minggu yaitu
  • minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor.
  • minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor.
  • minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor.
  • minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
Jangan lupa menambahkan produk nasa yang berupa poc nasa + viterna + hormonik ke dalam air minumnya dengan dosis 12.5 cc/ 10  liter air minum.
Pencegahan Penyakit
  • Serangan penyakit dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kandang. Kandang harus selalu dibersihkan. Jika ada bagian yang rusak, harus segera diperbaiki. Agar kebal dari penyakit yang disebabkan virus, ayam perlu diberi vaksinasi. Vaksinasi untuk ayam antara lain vaksin NCD, vaksin cacar, dan vaksin anti-RCD. Ayam yang akan divaksinasi harus dalam keadaan sehat. Dosis vaksin juga harus tepat. Selain itu, alat yang digunakan juga harus steril.
  • Jangan lupa menambahkan produk nasa yang berupa poc nasa + viterna + hormonik ke dalam air minumnya dengan dosis 12.5 cc/ 10  liter air minum.Dan apabila ayam sudah menghasilkan telur maka pemberian produk nasa cuma viterna + poc nasa saja dan lakukan pemberian ke ternak per 3 hari sekali.
Pemanenan
Telur sebaiknya dipanen tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Dengan demikian, kerusakan isi telur akibat virus dapat dihindari atau dikurangi. Telur selanjutnya diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Telur abnormal harus dipisahkan dari telur normal.
Telur normal berbentuk oval, bersih, dan berkulit mulus. Beratnya sekitar 57,6 gram dengan volume 66 cc. Sementara telur abnormal adalah telur yang terlalu kecil, terlalu besar, bentuknya lonjong, atau kulitnya retak.

Senin, 06 Maret 2017

Jual Paket Tanam Cabai dg NASA di Surabaya

Terdiri dari : POC NASA 2 botol, HORMONIK 2 botol, SUPERNASA 2 botol, GLIO 1 pack, Pentana 1 botol dan PESTONA 1 botol.



Info dan Pemesanan
HEREN MAYLASARI N – 432524
WA : 0812-3560-7954
TLP / SMS : 0858-5053-4459
PIN : D2C3D287
 

Tanam Cabai, Irit Biaya dan Hasil Menguntungkan

Mulhenry Maruhun, petani cabai asal Jorong Pasir Lawe, Kanagarian Pasir Lawe, Kec. Palopo, Kab. Agam, Sumatera Barat, menanam cabai jenis lokal pada areal 1.000 m2 (0,1 Ha). Sampai saat ini umur tanaman 4,5 bulan (135 hari). Pupuk yang saya gunakan SUPERNASA, POC NASA, HORMONIK, GLIO, Pentana dan PESTONA. Pada saat pengolahan tanah, sebelum dibuat bedengan tanah diberi dolomit. Kemudian diberi pupuk makro (ZA, KCl, TSP) kurang lebih 25 Kg. Mengenai pemberian SUPERNASA yaitu : 3 sdm dicampur dengan air 15 liter, siramkan ke bedengan lalu di tutup dengan plastik mulsa. Baru kemudian ditanam. GLIO digunakan dengan cara dilarutkan bersama SUPERNASA dan disiramkan ke bedengan. Setelah ditanam, saya menggunakan 40 cc POC NASA + 10 cc HORMONIK dalam 1 tangki air 15 liter, semprotkan 1 minggu sekali. Untuk pemupukan setelah tanam, selain produk pertanian NASA, saya juga menggunakan pupuk kimia, NPK 2 Kg + 40 cc POC NASA diaduk dan dicampur air sebanyak 1 ember (+ 10 liter) ambil 1 gelas larutan untuk tiap tanaman.
Guna mengatasi serangan penyakit layu tanaman saya menggunakan GLIO, caranya :
  1. 1 sdm GLIO dicampur 15 liter air, kemudian dikocorkan ke tanaman.
  2. Untuk mengatasi serangan hama kutu saya menggunakan Pentana dan PESTONA.
  3. Pentana saya gunakan dengan 3 tutup + air 1 tangki (15 liter) disemprotkan setiap 5 hari sekali.
  4. Sedangkan PESTONA saya gunakan dengan dosis 40 cc + air 15 liter (1 tangki) disemprotkan seminggu sekali.
Sampai dengan saat ini saya telah menggunakan produk NASA antara lain :
  • POC NASA 2 botol, HORMONIK 2 botol, SUPERNASA 2 botol, GLIO 1 pack, Pentana 1 botol dan PESTONA 1 botol.
Keuntungan setelah menggunakan produk NASA diantaranya :
  1. Pengolahan tanah mudah,
  2. Tanah menjadi subur,
  3. Pertumbuhan tanaman lebih cepat,
  4. Buah dapat dipanen hingga ujung tanaman.
Keuntungan lainnya adalah dari tinggi tanaman. Tinggi tanaman cabai sebelum menggunakan produk NASA hanya 100 cm (1 meter), tetapi setelah saya menggunakan produk NASA tingginya rata-rata 175 cm bahkan ada yang tingginya mencapai 196 cm (hampir 2 meter). Setelah menggunakan produk NASA warna hijau daun lebih tahan lama dan bukan itu saja penggunaan pupuk makro (kimia) lebih sedikit (Biaya dapat ditekan).
Untuk lahan seluas 0,1 Ha ini saya sudah panen sebanyak 5 kali dan akan masih terus panen. Perincian hasil 5 kali panen yaitu : Panen 1 = 1 Kg, Panen 2 = 3 Kg, Panen 3 = 15 Kg, Panen 4 = 30 Kg dan Panen 5 = 50 Kg. Hasil produksi yang menggunakan produk NASA lebih tinggi dibandingkan yang tidak menggunakan produk NASA. Dari segi ekonomi setelah menggunakan produk NASA lebih menguntungkan karena dapat menekan biaya pengeluaran hingga mencapai 50%. Pesan saya kepada petani di Indonesia agar menggunakan produk-produk NASA, karena sudah terbukti hasilnya bagus dan menguntungkan.

Jual Pupuk Organik Cair Serbaguna (POC) NASA di Surabaya

 

Fungsi multiguna Pupuk Organik Cair POC Nasa

  1. Meningkatkan produksi tanaman ( kualitas dan kuantitas ) dengan mengutamakan kelestarian lingkungan ( aspek K-3 : Kuantitas – Kualitas- Kelestarian ).
  2. Menjadikan tanah yang keras menjadi gembur secara berangsur – angsur.
  3. Melarutkan sisa pemakaian pupuk kimia dalam tanah (dapat dimanfaatkan oleh tanaman).
  4. Memberikan semua jenis unsur tanah baik makro maupun mikro lengkap.
  5. Dapat mengurangi penggunaan pupuk Urea dan SP-36 serta KCl + 12,5% – 25%
  6. Setiap 1 (satu) liter POC Nasa mengandung fungsi unsur hara mikro yang setara dengan 1 ton pupuk kandang.
  7. Memacu pertumbuhan tanaman serta akarnya, merangsang pengumbian, pembungaan dan pembuahan, juga dapat mengurangi kerontokan baik bunga maupun buah (mengandung hormon ZPT Auksin, Giberellin dan Sitokinin).
  8. Membantu perkembangan mikro-organisme dalam tanah yang berguna bagi tanaman seperti cacing tanah, Penicilium glaucum dan lainnya.
  9. Meningkatkan daya tahan tanaman dari gangguan hama dan penyakit
  10. Meningkatkan bobot/berat ternak besar seperti sapi dan kambing, ikan, udang serta unggas.
  11. Meningkatkan nafsu makan ternak, ikan/udang dan unggas.
  12. Membantu pembentukan bahan pakan alami (plankton) bagi ikan dan udang.
Untuk hasil yang lebih optimal, sangat bagus jika dalam aplikasi dipadukan dengan HORMONIK.

Info dan Pemesanan
HEREN MAYLASARI N-432524

WA : 0812-3560-7954
TLP / SMS : 0858-5053-4459
PIN : D2C3D287
 

Teknik Budidaya Bebek / Itik



Itik atau dikenal juga dengan sebutan bebek awal mulanya berasal dari daratan Amerika yang merupakan itik liar (Anas Moscha). Dalam waktu yang terbilang lama, bebek liar tersebut berhasil dijinakkan oleh manusia sampai akhirnya lahirlah jenis itik ternakan (Anas Domesticus) seperti yang dapat kita lihat sekarang ini.
Permintaan akan hasil komoditi bebek, baik berupa telur maupun berupa daging sebagai sumber protein hewani untuk kebutuhan pangan manusia, sekarang ini terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dalam rangka mendukung keberhasilan ternak bebek atau itik maka PT Natural Nusantara mengeluarkan serangkaian teknologi siap pakai yang dikemas dalam bentuk nutrisi ternak serta panduan Teknik Budidaya Bebek / Itik. Produk suplemen nutrisi ini berbasis organik dan sangat penting dalam mendukung keberhasilan peternakan bebek di Indonesia.

Teknik Budidaya Bebek / Itik Natural Nusantara

I. Jenis-Jenis Bebek

Penggolongan Jenis Bebek menurut tipenya dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
  1. Bebek petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
  2. Bebek pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
  3. Bebek ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.
Jenis bibit unggul yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jenis bebek, seperti bebek tegal, bebek khaki campbell, bebek alabio, bebek mojosari, bebek bali, bebek CV 2000-INA dan jenis-jenis bebek petelur unggul lainnya yang merupakan produk hasil pengembangan dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.

II. Lokasi Peternakan Bebek

Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.

III. Perkandangan Bebek

  1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
  2. Persyaratan temperatur kandang ± 39 ° C.
  3. Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
  4. Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang.
Model atau tipe kandang ada 3 (tiga) jenis, yaitu:
  1. Kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m 2 mampu menampung 50 ekor DOD
  2. Kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
  3. Kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Selanjutnya dilengkapi dengan beberapa perlengkapan kandang, seperti : tempat makan, tempat minum dan perelengkapan tambahan lainnya.

IV. Pembibitan Itik

Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.

Pemilihan bibit dan calon induk

Ada 3 (tiga) cara  memperoleh bibit itik yang baik, yaitu sebagai berikut :
1) Membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
2) Memelihara induk itik yaitu pejantan + betina unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
3) Membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari Dinas Peternakan setempat.
Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.

Perawatan bibit dan calon induk

a. Perawatan Bibit
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut :
Bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m² mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater. Tambahkan VITERNA pada air minumnya untuk memberikan energi pada bibit itik dan mencegah stres yang bisa berakibat pada tingginya kematian bibit itik.
b. Perawatan calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
c. Reproduksi dan Perkawinan
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara alami).

V. Pemeliharaan

5.1. Sanitasi dan Tindakan Preventif

Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.

5.2. Pengontrol Penyakit

Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.

5.3. Pemberian Pakan

Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase.
Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
  1. Umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
  2. Umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
  3. Umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
  4. Umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu : 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).
Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil dan penggunaan VITERNA sebagai feed suplemen.